Keegoisan Diri
Assalamualaikum Blogger
Semoga kita selalu dalam keadaan sehat, disini saya ingin bercerita kembali sebuah kisah yang dapat kita ambil pembelajaran yakni tentang " keegoisan diri" , cerita ini adalah cerita tentang seorang gadis bernama Fani, Fani adalah gadis yang pendiam, cuek terhadap keadaan sekitar, egois, dan agresif ketika berbicara, serta selalu menganggap diri dia sangat tidak berdaya disekolahnya, akibat sifat dia yang cuek dan tidak perduli terhadap dunia nyata hingga menjadikan dia di kucilkan dan dijauhkan oleh teman sekelasnya.
Suatu hari disaat warga kelas sedang musyawarah untuk memberikan kenangan-kenangan untuk walas, kajur, dan guru guru yang mereka anggap sangat berarti dihati warga kelas, dia malah cuek dan hanya angguk-angguk saja, tanpa mengeluarkan komentar, hingga panitia pelaksana kegiatan menganggap diam dia tersebut setuju terhadap keputusan yang telah disepakati bersama, hingga keegoisan dia sangat dirasakan oleh warga kelas
ketika musyawarah itu dilanjutkan kembali di grup kelas mereka yang mana musyawarah itu dilakukan kembali sebab ketua jurusan mereka menyidir dengan memberikan foto walas dari kelas teknik telah diberi baju kenang- kenangan, dan pemberitahuan biaya ujian yang akan dilaksanakan harus segera dilunasi.
Musyawarah itu tepat dilakukan ketika setelah isya yang mana panitia pelaksana kegiatan kelas memberikan solusi untuk menutupi kode keras dan omongan ibu yang menyakitkan di grup kelas utama, yang mana pembayaran uang bakal baju diwajibkan, dan diusahakan untuk membayar secepatnya, sebab tidak enak mendengar perkataan ibu kajur mereka, namun tiba tiba setelah memberika solusi tersebut si Fani, lalu berkomentar "aku pikir pikir dulu ya teman", setelah melihat komentar si Fani semua warga grup kelaspun menyanggah perkataan dia tersebut, " lah, kemarin kamu kok nggk komentar, kenapa baru sekarang, ada apa dengan kamu", hingga komentar-komentar warga kelas muncul dengan memang cukup menyakitkan hati, namun tiba tiba warga kelas yang ikut memberikan komentar pedas dichat oleh pacarnya, sebab dia menganggap warga kelas menghakimi si Fani, namun karna chat pacarnya warga kelas makin menjadi kesal terhadap sifani, banyak warga kelas yang kecewa terhadap tindakan yang dilakukan oleh Fani dengan mengadukan kejadian yang sedang berlangsung kepada pacarnya yang jelas jelas tidak berhak ikut campur terhadap kejadian tersebut, hingga pada akhirnya menyebabkan terbentuknya grup kelas tanpa sifani, dan hasil akhir dari keputusan yang diberikan oleh panitia kegiatan sebab komentar si Fani yaitu
1. Membeli bakal baju secepatnya
2. Diwajibkan setiap warga kelas menyumbang uang 21k, kecuali si Fani
Setelah mendapat keputusan tersebut, akhirnya sifani baru mengaku salah, dan meminta maaf, walau pun masih ada warga kelas yang memberikan komentar pedas terhadap dirinya di grup kelas tersebut, kekacauan tersebut berhenti beberapa jam, namun kembali terjadi kembali sebab ada salah satu warga kelas yang cukup berperan penting dikelas yang baru mengetahui dan muncul di grup kelas tersebut, yaps dia adalah nanduik hingga pada akhirnya si Fani kembali terkucili, setelah beberapa warga kelas mengajak nanduik untuk menyelesaikan perdebatan tersebut akhirnya perdebatan yang kembali muncul tadi pun selesai namun dengan sedikit perkataan nanduik dan beberapa warga kelas lainnya yang cukup pedas, namun pantas diterima oleh si fani, hingga setelah kejadian tersebut si Fani pun mulai tambah dijauhin dan dicuekin oleh warga kelas sebab sikap dan sifat dia yang tidak diterima oleh warga kelas itu.
Kejadian ini mengajarkan kita bahwa " Jangan bersikap egois dan ingin menang sendiri agar bisa banyak kawan dari pada lawan, hidup ini akan indah, ketika kita mampu saling mengerti, menghargai dan berbagi, bukan ingin selalu dimengerti, ingin dihargai dan juga ingin selalu diberi, serta janganlah kamu selalu menganggap dirimu benar itu adalah sifatnya Iblis "
Wassalamualaikum blogger
Semoga kita selalu dalam keadaan sehat, disini saya ingin bercerita kembali sebuah kisah yang dapat kita ambil pembelajaran yakni tentang " keegoisan diri" , cerita ini adalah cerita tentang seorang gadis bernama Fani, Fani adalah gadis yang pendiam, cuek terhadap keadaan sekitar, egois, dan agresif ketika berbicara, serta selalu menganggap diri dia sangat tidak berdaya disekolahnya, akibat sifat dia yang cuek dan tidak perduli terhadap dunia nyata hingga menjadikan dia di kucilkan dan dijauhkan oleh teman sekelasnya.
Suatu hari disaat warga kelas sedang musyawarah untuk memberikan kenangan-kenangan untuk walas, kajur, dan guru guru yang mereka anggap sangat berarti dihati warga kelas, dia malah cuek dan hanya angguk-angguk saja, tanpa mengeluarkan komentar, hingga panitia pelaksana kegiatan menganggap diam dia tersebut setuju terhadap keputusan yang telah disepakati bersama, hingga keegoisan dia sangat dirasakan oleh warga kelas
ketika musyawarah itu dilanjutkan kembali di grup kelas mereka yang mana musyawarah itu dilakukan kembali sebab ketua jurusan mereka menyidir dengan memberikan foto walas dari kelas teknik telah diberi baju kenang- kenangan, dan pemberitahuan biaya ujian yang akan dilaksanakan harus segera dilunasi.
Musyawarah itu tepat dilakukan ketika setelah isya yang mana panitia pelaksana kegiatan kelas memberikan solusi untuk menutupi kode keras dan omongan ibu yang menyakitkan di grup kelas utama, yang mana pembayaran uang bakal baju diwajibkan, dan diusahakan untuk membayar secepatnya, sebab tidak enak mendengar perkataan ibu kajur mereka, namun tiba tiba setelah memberika solusi tersebut si Fani, lalu berkomentar "aku pikir pikir dulu ya teman", setelah melihat komentar si Fani semua warga grup kelaspun menyanggah perkataan dia tersebut, " lah, kemarin kamu kok nggk komentar, kenapa baru sekarang, ada apa dengan kamu", hingga komentar-komentar warga kelas muncul dengan memang cukup menyakitkan hati, namun tiba tiba warga kelas yang ikut memberikan komentar pedas dichat oleh pacarnya, sebab dia menganggap warga kelas menghakimi si Fani, namun karna chat pacarnya warga kelas makin menjadi kesal terhadap sifani, banyak warga kelas yang kecewa terhadap tindakan yang dilakukan oleh Fani dengan mengadukan kejadian yang sedang berlangsung kepada pacarnya yang jelas jelas tidak berhak ikut campur terhadap kejadian tersebut, hingga pada akhirnya menyebabkan terbentuknya grup kelas tanpa sifani, dan hasil akhir dari keputusan yang diberikan oleh panitia kegiatan sebab komentar si Fani yaitu
1. Membeli bakal baju secepatnya
2. Diwajibkan setiap warga kelas menyumbang uang 21k, kecuali si Fani
Setelah mendapat keputusan tersebut, akhirnya sifani baru mengaku salah, dan meminta maaf, walau pun masih ada warga kelas yang memberikan komentar pedas terhadap dirinya di grup kelas tersebut, kekacauan tersebut berhenti beberapa jam, namun kembali terjadi kembali sebab ada salah satu warga kelas yang cukup berperan penting dikelas yang baru mengetahui dan muncul di grup kelas tersebut, yaps dia adalah nanduik hingga pada akhirnya si Fani kembali terkucili, setelah beberapa warga kelas mengajak nanduik untuk menyelesaikan perdebatan tersebut akhirnya perdebatan yang kembali muncul tadi pun selesai namun dengan sedikit perkataan nanduik dan beberapa warga kelas lainnya yang cukup pedas, namun pantas diterima oleh si fani, hingga setelah kejadian tersebut si Fani pun mulai tambah dijauhin dan dicuekin oleh warga kelas sebab sikap dan sifat dia yang tidak diterima oleh warga kelas itu.
Kejadian ini mengajarkan kita bahwa " Jangan bersikap egois dan ingin menang sendiri agar bisa banyak kawan dari pada lawan, hidup ini akan indah, ketika kita mampu saling mengerti, menghargai dan berbagi, bukan ingin selalu dimengerti, ingin dihargai dan juga ingin selalu diberi, serta janganlah kamu selalu menganggap dirimu benar itu adalah sifatnya Iblis "
Wassalamualaikum blogger
Komentar
Posting Komentar